Jip Biasa Berkualitas Luar Biasa


 Orang Jerman itu ”Kasihan”. Mengapa ”kasihan”? Pernyataan itu sama sekali bukan dimaksudkan untuk meremehkan orang Jerman, tetapi justru sebagai pujian. Bangsa Jerman itu dikenal sebagai bangsa yang mengagung-agungkan teknologi dan kualitas yang tinggi dalam menghasilkan suatu produk. Itu sebabnya, tidak ada produk Jerman yang kualitasnya biasa-biasa.

Pada tahun 1972, Mercedes Benz ingin membuat jip, yang diberi nama gelӓndewagen (mobil lintas alam). Untuk maksud itu, Daimler-Benz, Jerman, bekerja sama dengan, Styer-Daimler-Puch di Graz Austria. Para insinyur Mercedes Benz di Stuttgart yang bertanggung jawab pada desain dan pengujian, sementara tim di Graz mengembangkan rencana produksi. Model dari kayu pertama dipresentasikan kepada manajemen Daimler-Benz pada tahun 1973, dan prototipe pertama yang bisa dikendarai memulai berbagai ragam pengujian, termasuk di ladang batubara di Jerman, Gurun Sahara, dan di Lingkar Kutub (Arctic Circle) pada tahun 1974.

Pada tahun 1975, pengerjaan di fasilitas produksi yang baru di Graz dimulai, di mana kendaraan lintas alam yang baru itu hampir seluruhnya dikerjakan dengan tangan. Pada tahun 1979, produksi Mercedes Benz G (Gelӓndewagen) Class dimulai di Graz.


Dengan demikian, setelah 44 tahun berhenti mermbuat jip akhirnya Mercedes Benz kembali memproduksi jip. Seperti yang disebutkan pada awal tulisan ini, orang Jerman itu ”kasihan”… Maksud hati ingin membuat jip biasa, tetapi jip yang dibuatnya, kualitasnya luar bisa. Hanya terpaut sedikit dari Range Rover, yang merupakan model mewah dari Land Rover.

Penyempurnaan dilakukan pada tahun 1981, termasuk persneling otomatik, penyejuk udara (AC), dan tangki bahan bakar tambahan. Dan, setelah itu G-Class terus-menerus mengalami penyempurnaan hingga akhirnya mendapatkan julukan S-Class dalam bentuk jip.

Kata-kata Mercedes Benz kembali memiliki jip itu sangat tepat. Mengingat Mercedes Benz pertama kali membuat  gelӓndewagen pada tahun 1926, dan diberi nama G1. Mobil lintas alam itu sosoknya mirip truk dan mengunakan 6 roda. Jip seperti yang kita kenal saat ini, diproduksi Mercedes Benz pada tahun 1935 dan diberi nama G5. Mobil itu menggunakan 4 roda, berpenggerak 4 roda dan ke-4 rodanya dapat dikemudikan (4 wheel streering).

Mercedes Benz memproduksi jip bahkan sebelum dunia mengenal nama jip. Pada tahun 1939, Angkatan Darat  Amerika Serikat (US Army) membuka tender bagi 135 perusahaan pembuat mobil di negara itu untuk membuat kendaraan khusus untuk keperluan militer. Petinggi US Army merasa perlu memiliki kendaraan berukuran sedang yang dapat diandalkan untuk mengatasi matra perang di Eropa yang berbukit-bukit, bersalju dan berlumpur. Tujuannya agar pasukan dapat digerakkan dengan cepat. Dari 135 perusahaan itu hanya 3 yang memenuhi persyaratan, yakni Bantam, Willys Overland dan Ford. Pada tahun 1941, lahirlah jip. Tidak diketahui dari mana dan kapan nama itu mulai digunakan. Bantam menamakan produknya Blitz Buggy, Willys menamakannya Quad (kemudian, MB) dan Ford menamakannya GP (yang dibacanya, ji-pi), yang merupakan singkatan dari General Purpose (Serba Guna). Diduga nama jip berasal dari ji-pi.

Jerman kalah dalam Perang Dunia II (1939-1945), dan setelah itu Mercedes Benz (Jerman Barat) tidak pernah memproduksi jip lagi.

Kualitas yang terjaga




Bukti bahwa bangsa Jerman itu selalu menempatkan teknologi dan kualitas pada tempat tertinggi, dapat dilihat pada mobil Benz Viktoria yang dibuat pada tahun 1894, masih dianggap laik jalan oleh otoritas terkait pada tahun 2019. Bahkan, mobil itu menggunakan nomor polisi biasa, sama seperti nomor polisi mobil-mobil masa kini.

Mobil atap terbuka yang berusia 125 tahun itu masih dianggap aman untuk dikendarai di jalan raya pada pagi dan siang hari. Keterbatasan pencahayaan lampu depan (headlight) dan ketiadaan lampu sein (turn signal) menjadikan mobil itu hanya diizinkan untuk digunakan pada siang hari. Pengemudi mobil itu menggunakan tongkat sepanjang 50 sentimeter yang di ujungnya ditempatkan compact disk (CD) yang berkilau sebagai pengganti lampu sein.

Mobil sejenis yang menggunakan atap terpal (phaeton) tiba di Pulau Jawa pada tahun 1894. Mobil itu dibeli oleh Susuhunan Solo Paku Buwono X. Dengan memiliki mobil itu, Paku Buwono X tercatat sebagai pemilik mobil yang pertama di Indonesia, yang saat itu masih bernama Hindia Belanda. Mobil itu terakhir muncul di depan umum pada tahun 1924, ketika akan dikapalkan ke Belanda melalui Pelabuhan Semarang untuk diikutkan dalam pameran mobil RAI, Amsterdam Motor Show.

Mobil itu kini berada di Museum Louwman di Wassenaar, Den Haag. Kepala Museum Nasional Siswanto, awal Februari lalu, mengatakan, karena dianggap sarat nilai sejarah, pemerintah Indonesia akan berupaya memulangkannya ke Tanah Air. Namun, upaya itu tidak mudah karena Museum Louwman itu milik perorangan, bukan milik pemerintah.

Comments

Popular posts from this blog

Yuri Gagarin, Neil Armstrong dan Apollo 13

Hanya Tiga Negara yang Bisa Kirim Orang ke Luar Angkasa

Toyota Raize dan Daihatsu Rocky, Buat SUV 1.0 Liter Turbo Jadi Ramai