Hanya Tiga Negara yang Bisa Kirim Orang ke Luar Angkasa
TIDAK salah jika sejak Perang Dunia II ditetapkan
bahwa ada tiga negara adikuasa, yakni Amerika Serikat (AS), Uni Soviet (kini,
Rusia), dan China. Namun, yang berhadapan frontal adalah Amerika Serikat dan
Uni Soviet, sementara China berperan sebagai pengimbang. Pada Perang Dunia II,
China merupakan bagian dari Sekutu. Namun, dalam Perang Dingin, menyusul Perang
Dunia II, China yang komunis menjadi sekutu Uni Soviet.
Pada tahun 1971, pada Kejuaraan Dunia Pingpong di
Nagoya, Jepang, 28 Maret-7 April, atlet pingpong AS, Glenn Cowan, tidak sengaja
masuk ke dalam bus yang berisi pemain pingpong China. Semua pemain China
jengah. Namun, salah satu pemain andalan China, Zhuang Zedong, mendekati Cowan, bersalaman
dan berbincang-bincang (dengan bantuan penerjemah). Momen itu diabadikan oleh
para fotografer. Ketika foto itu beredar, pemimpin tertinggi China Mao Zedong (dulu,
Mao Tse-tung), yang akrab disapa Ketua Mao, melihatnya sebagai kesempatan (peluang)
untuk mendekati AS. Beberapa hari sesudahnya, ketika para pemain pingpong
Amerika Serikat bersiap meninggalkan Nagoya, secara mengejutkan Mao Zedong
mengundang mereka ke China.
Presiden AS Richard Nixon yang ingin mendekati
China pun memanfaatkan diplomasi pingpong itu. Pada tanggal 21 Februari 1972,
Presiden Nixon berkunjung ke China. Normalisasi hubungan diplomatik antara AS
dan China dicapai pada tahun 1979 di masa Presiden Jimmy Carter.
Namun, kali ini saya tidak akan membahas tentang
tarik-menarik di antara ketiga negara adikuasa itu. Saya hanya ingin
menggarisbawahi bahwa penetapan ketiga negara itu sebagai negara adikuasa
tidaklah salah. Oleh karena hingga kini hanya ketiga negara itulah yang mampu
menerbangkan manusia ke luar angkasa.
Adalah Uni Soviet yang pertama kali berhasil menerbangkan
manusia ke luar angkasa dan kembali ke bumi setelah mengitari orbit bumi. Pada
tanggal 12 April 1961, Uni Soviet menerbangkan kosmonot Yuri Gagarin dengan
Vostok 1 ke luar angkasa mengelilingi bumi satu kali dan kembali ke bumi.
Tanggal 20 Februari 1962, hampir satu tahun
sesudahnya, untuk pertama kali AS berhasil mengirim astronot John Glenn dengan
Friendship 7 mengelilingi orbit bumi tiga kali dan kembali ke bumi. Yang
istimewa adalah pada usia 77 tahun John Glenn kembali ke luar angkasa dan
mengelilingi orbit bumi dalam misi pesawat ulang-alik pada tahun 1998. Ia
menjadi orang yang paling tua yang terbang ke luar angkasa.
Potongan kisah di balik perjalanan astronot John
Glenn ke luar angkasa ini bisa disaksikan dalam film ”Hidden Figures”. Film itu
menceritakan tentang peran wanita kulit hitam AS di belakang kisah sukses perjalanan John
Glenn ke luar angkasa.
Pada tanggal 15 Oktober 2003, 41 tahun sesudahnya,
China berhasil mengirimkan taikonot Yang Liwei dengan Shenzhou V mengelilingi
orbit bumi 14 kali dan kembali ke bumi.
AS boleh kalah dalam pengiriman manusia ke luar
angkasa, tetapi sampai saat ini, AS adalah satu-satunya negara yang berhasil
mengirimkan manusia ke bulan. Adalah astronot AS Neil Armstrong yang pertama
kali mendarat di bulan dengan Apollo 11 pada tanggal 20 Juli 1969. Ia diikuti
oleh Buzz Aldrin 19 menit kemudian. Sementara astronot ketiga, Michael Collins,
mengitari orbit bulan. Sampai program Apollo berakhir, AS telah mendaratkan 12
astronot di bulan. Apollo terakhir adalah Apollo 17 dari tanggal 7-19 Desember
1972.
Pada tanggal 20 September 1970, satu tahun setelah
Apollo 11 mendarat di bulan, Rusia berhasil mendaratkan Luna-16, pesawat luar
angkasa tanpa awak di bulan. Tempat pendaratan Luna-16 itu sekitar 300
kilometer (km) dari tempat pendaratan Apollo 11. Pesawat luar angkasa yang
sepenuhnya dikendalikan dari bumi itu kembali ke bumi pada tanggal 24 September
1970 dengan membawa batu-batuan bulan.
China pada tanggal 14 Desember 2013, 43 tahun sesudahnya berhasil mendaratkan Chang’e 3, pesawat tanpa awak di bulan. Enam tahun kemudian, 3 Januari 2019, China mendaratkan Chang’e 4, pesawat luar angkasa tanpa awak dan rover, kendaraan penjelajah bulan. Kini, Chang’e 5 tengah berada di bulan untuk mengumpulkan batu-batuan bulan. Pesawat itu mendarat di bulan 1 Desember 2020, dan akan kembali ke bumi sekitar 16 Desember 2020.
Comments
Post a Comment